MENU BAR

Jumat, 27 April 2012

Bangun Tengah Malam demi Order






Di dunia bisnis pariwisata ini, kita kerja hari ini hasilnya baru akan kelihatan besok,atau malah tahun depan,”ujar Group CEO Panorama Group Budi Tirtawisata saat berbincang dengan SINDO di kantornya,belum lama ini.
http://www.seputar-indonesia.com/

Maka,nama besar Panorama saat ini tidak lain adalah buah dari kerja keras seluruh insan Panorama atau disebut Panoramanian. Siapa sangka jika perusahaan yang didirikan empat puluh tahun silam ini awalnya hanya perusahaan kecil yang bermarkas di garasi rumah keluarga Tirta wisata.“Awalnya memang perusahaan keluarga,”sebut Budi. Mantan bankir selama 18 tahun itu lantas mengungkapkan kilas balik kelahiran Panorama yang dibidani sang ayah,Adhi Tirtawisata. Menurutnya,ayahnya itu semula adalah pengacara lulusan Universitas Indonesia.

Sembari meniti karier di bidang hukum,sang ayah terus menekuni hobi lamanya yaitu kepanduan alias pramuka.Dia kerap mengikuti kegiatan berkemah (camping)dan membawa grup-grup sampai ke Bali.“Dalam perjalanannya kemudian,ayah mendapati pengacara itu bukan dunianya.Maka,ia melepaskan profesinya sebagai pengacara dan mulai merintis usaha perjalanan wisata,”tutur Budi. Dari kebiasaan mengantar-jemput grup camping dan grup wisata,sang ayah mulai merintis hubungan dengan luar negeri.Relasi pertamanya adalah tamu-tamu dari Belanda yang memang punya kedekatan sejarah dengan Indonesia.

Transportasi untuk mengantar-jemput pun terus bertambah mulai dari becak,bemo,mobil pribadi, hingga bus.“Waktu itu saya dan adik-adik saya juga ikut menjemput tamu.Mulai bawa mobil sendiri, menjadi pemandu,dan mengantar tamu dari hotel ke hotel,”ungkapnya. Banyak suka dan duka dialami Budi semasa awal ikut membesarkan Panorama.Sebagai penyedia jasa perjalanan,Budi juga harus siap ditelepon kapan pun,tak terkecuali tengah malam.Maka itu,telepon rumah harus standby24 jam.

“Kadangkadang tengah malam ada telepon dari hotel yang mau bookinguntuk city tour.Walaupun harus bangun malam-malam,tetap senang karena dapat order.Senang juga kalau mengingatnya,”kenangnya. Bergelut puluhan tahun di dunia pariwisata,otomatis Budi telah banyak mengunjungi destinasi wisata di dalam maupun luar negeri.Budi juga mengaku sangat menikmati keindahan alam dan budaya.Baginya,semua tempat wisata memiliki kesan tersendiri.Saat ditanya pengalaman paling berkesan,Budi menceritakan sebuah perjalanannya ke kawasan Eropa,sekitar 30 tahun yang lalu.

Saat itu ia bersama keluarga salah satu pamannya tengah bepergian ke Swiss.Menyewa sebuah mobil,mereka memutuskan jalan-jalan naik ke pegunungan di Swiss.Tanpa diduga, dalam perjalanan menuju puncak turun salju.Padahal,saat itu bulan Juni yang artinya masih musim panas. Lantaran tidak terbiasa berkendara di tengah salju,apalagi di daerah pegunungan,mobil yang mereka kendarai meluncur mundur.

“Sempat panik juga waktu itu. Mobil kami mundur,meluncur sampai turun ke bawah.Beruntung,di bawah ada gundukan tanah sehingga mobil kami membentur gundukan itu.Kalau tidak,bisa-bisa masuk jurang,”ujarnya. inda susanti/dedi supriyadi

Order by Midnight wakeFriday, 27 April 2012In the world of tourism business, we work today the new results will appear tomorrow, or even next year, "said Group CEO of Panorama Group Budi SINDO Tirtawisata when talking with the office recently.
Thus, the name of the current Panorama is nothing but the fruit of hard work from all known human or Panoramanian Panorama. Who would have thought if the company founded forty years ago was originally just a small company based in the family garage Tirta tour. "At first it was a family company," said Budi. The former banker for 18 years and then a flashback reveals that dibidani Panorama born father, Adhi Tirtawisata. According to him, his father was originally a lawyer graduated from University of Indonesia.
While pursuing a career in law, the father kept his old hobby that is often followed pramuka.Dia alias scouting camping activities (camping) and bring the groups up to Bali. "In a way then, the father found it was not dunianya.Maka lawyer, he let go of his profession as a lawyer and started his travel business, "said Budi. Lead a habit of camping and group shuttle tour group, the father started his first relationship with the outside negeri.Relasi are guests from the Netherlands who did have a close history with Indonesia.
Shuttle transportation to transport continues to increase starting from the rickshaw, bemo, private cars, to the bus. "It was me and my siblings also pick tamu.Mulai bring your own car, a guide, and escort guests from hotel to hotel, "he said. Experienced many ups and downs during the early part Budi raise Panorama.Sebagai provider of travel services, Budi also must be ready at any call, not to mention it was malam.Maka, home phone should standby24 hours.
"Sometimes there are midnight phone call from the hotel would bookinguntuk tour.Walaupun city had to get up at night, still happy as can order.Senang also remember that," he recalls. Decades in the wrestling world for tourism, has been widely Budi automatic visited tourist destinations in and outside negeri.Budi also claimed to really enjoy the natural beauty and budaya.Baginya, all the resorts have the impression tersendiri.Saat were the most memorable experience, Budi told of a trip to European region, about 30 years ago.
At that time he was with one of his uncle's family was traveling to Swiss.Menyewa a car, they decided to go for a ride into the mountains in Swiss.Tanpa allegedly, on his way to top off salju.Padahal, as of June which means it is still summer. Because not used to driving in the snow, especially in mountainous areas, they drive the car slid backwards.
"Had it time to panic too. Our car back, drove to down to bawah.Beruntung, under the existing mound so that our cars do not hit the bumps itu.Kalau, might enter the abyss, "he said.   inda Susanti / dedi Supriyadi
 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Categories

About

About Me

Foto saya
KESEJAHTERAAN MULTIMEDIA E

Blog Archive

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Square Banner